Apa itu Devosi?
Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya sebagai perwujudan cinta kasih.
Devosi adalah kebaktian khusus kepada berbagai misteri iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu: devosi kepada sengsara Yesus, devosi kepada Hati Yesus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Maria, dan lain-lain (Puji Syukur: 2007: 223).
Devosi atau kebaktian kepada Maria yang paling pokok adalah doa salam Maria yang pada dasarnya ada dua kutipan dari Kitab Suci: “Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu” (Luk 1:28); dan ”Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus” (Luk 1:42:) ditambah dengan suatu doa permohonan (Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin) (Iman Katolik: 1996:233).
Ada tiga elemen yang membentuk kesatuan inti devosi kepada Maria, yaitu: (1) Memuji Maria, (2) Meneladani Maria dan (3) Memohon bantuan pengantaraan doa Maria.
- Memuji Maria
Pujian merupakan salah satu elemen inti devosi kepada Maria. Kitab Suci mencatat pujian Elisabet dan anak dalam rahimnya sebagai pujian paling pertama bagi Maria: “Diberkatilah Engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai IBU TUHANKU datang mengunjungi aku?” (Luk 1:42-45).
2. Meneladan Maria
Selain memuji, umat beriman juga harus meneladani Maria sebagai citra dalam hal iman, cintakasih persatuan yang sempurna dengan Kristus. Gereja mengajarkan bahwa Maria adalah typos Gereja (gambaran Gereja), gambaran umat beriman dalam perjalanan menuju Allah. Dalam usaha menjawab panggilan Allah, kita bisa belajar pada Maria tentang bagaimana menjawab panggilan Allah dan hidup seturut firmanNya, bagaimana mengikuti Yesus secara sempurna, dan melaksanakan kehendak Allah dengan setia.
3. Memohon Pengantaraan Doa Maria
Di samping memuji dan meneladani berbagai keutamaan Maria, umat beriman dapat berdoa dengan perantaran Maria. Dengan catatan, diusahakan agar doa-doa itu tidak bercorak seakan-akan Maria dapat menganugerahi sesuatu tanpa diketahui Allah sendiri. Berdoa dengan perantaraan Maria berarti kita bersama Maria memanjatkan doa kita KEPADA ALLAH, Sang Sumber Rahmat itu sendiri.
Santo Thomas Aquinas mengatakan, doa dalam artinya sebenarnya memang hanya ditujukan kepada Allah karena hanya Allah yang patut disembah. Selain itu doa kita dimaksudkan untuk memperoleh rahmat yang hanya bisa diberikan oleh Allah seorang diri.
Mengapa Orang Katolik Menghormati Maria?
Pertama, Maria dipilih Tuhan secara istimewa untuk menjadi Bunda Tuhan Yesus Kristus juru selamat manusia. Pemilihan yang istimewa ini sangat dirasakan akibatnya yang membahagiakan oleh Gereja sepanjang masa.
Maria dilibatkan didalam misteri Kristus melalui proses pemberian Kabar Gembira dari malaikat. Dia disapa oleh Malaikat Gabriel bukan dengan menyebut nama Maria, tetapi dengan kalimat ‘penuh rahmat’. Hal ini dikuatkan lagi oleh sapaan Elizabeth ‘semua wanita menyebut engkau bahagia’ (Luk. 1:28-42).
Maria dianugerahi rahmat iman yang istimewa dari Allah sehingga ia dipilih secara istimewa menjadi Bunda Yesus. Partisipasi Maria dalam karya keselamatan memberikan alasan cukup bagi Gereja untuk menghormatinya.
partisipasi maria dalam sejarah keselamatan.
Kedua, keibuan Maria dalam tata rahmat berlangsung terus tanpa putus. Mulai dari persetujuan yang diberikannya dengan setia pada saat menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel dan yang dipertahankannya tanpa ragu sampai di kaki salib sampai kepada kesempurnaan abadi semua orang beriman. Setelah diangkat ke surga, Maria tidak meninggalkan tugas ini, melainkan dengan memberikan kita anugerah keselamatan abadi.
Peran Maria dalam tata penyelamatan tetap aktual sepanjang sejarah Gereja. Maria sungguh melebihi segala makhluk di surga maupun di bumi. Keunggulan ini sekaligus menjadi alasan bagi umat beriman untuk memuji, mencintai, mengagumi dan menghormati Maria sambil meneladani dan memohon bantuan pengantaraan doanya pada Allah.
Umat Katolik, sejak zaman para rasul dulu, telah menemukan seorang penuntun yang pasti di dalam diri Maria. Hubungan yang ada antara keduanya adalah bersifat keibuan. Maria adalah Ibu kita dan inilah yang menjadi sumber dari kekayaan dari devosi Maria di dalam Gereja Katolik.
Maria ibu umat beriman
Penghormatan kepada Perawan Maria di Dalam Gereja
Penghormatan yang diberikan kepada Maria secara esensiil berbeda dengan penghormatan kepada Tuhan, Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Gereja mengatur bentuk-bentuk penghormatan kepada Maria untuk menjaga agar Allah Tritunggal dikenal, dikasihi dan dimuliakan (LG 66).
Devosi Maria yang resmi membentuk bagian yang amat mulia dari seluruh penyembahan suci yang mencampurkan kebijaksanaan dan religi dan hal itu merupakan tugas utama dari umat beriman (Paus Paulus VI, Marialis Cultis, Introduction).
Maria membawa kita kepada Puteranya. Itu adalah inti dari devosi yang sejati kepada Maria. Kedekatan dan keakraban dengan Yesus hanya bisa dilakukan melalui doa yang tekun dan tulus.
Doa Maria: Angelus dan Rosario
Dua buah doa Maria yang telah menerima persetujuan dari Paus adalah Angelus dan Rosario (MC 40-55).
Doa Angelus mengajarkan beberapa hal kepada kita: bentuknya yang sederhana, memiliki dasar biblis yang kuat, adanya hubungan historis dengan doa demi perdamaian dan keselamatan, ritmenya yang menyucikan beberapa saat tertentu dalam sehari, serta adanya peringatan akan kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus.
Doa Rosario disebut juga sebagai ‘ringkasan dari seluruh isi Kitab Injil’. Doa itu mengambil misteri-misteri serta doa-doa didalam Kitab Injil.
Doa Rosario menunjukkan secara berurutan peristiwa-peristiwa penyelamatan yang dilaksanakan dalam diri Kristus. Selain adanya unsur-unsur pujian dan permohonan, ritme yang hening dan pengulangan-pengulangan yang reguler dari doa Rosario sangat cocok untuk melakukan tindakan kontemplatif.
Rosario: Untaian Mawar
Doa Rosario adalah doa kepada atau melalui Maria dengan mendaraskan 150 kali Salam Maria sambil merenungkan peristiwa-peristiwa inti hidup Yesus dan Maria sambil menghitung biji rosario (to keep truck).
Rosario berasal dari kata bahasa Latin rosa, artinya bunga mawar. Sedangkan rosario artinya rangkaian atau untaian karangan bunga mawar.
Dalam banyak negara dan komunitas, bunga mempunyai arti yang sangat penting. Bunga bisa diberikan kepada seseorang sebagai tanda cinta, sayang atau hormat.
Pada abad pertengahan khususnya, seorang hamba mempunyai kebiasaan merangkaikan karangan bunga mawar untuk kemudian dipersembahkan kepada tuannya.
Diperkirakan bahwa umat Kristen pada zaman ini secara imitatif mengambil alih kebiasaan ini. Dalam devosi kepada Maria, umat Kristen menyadari diri sebagai hamba-hamba Maria.
Sebagai pelayanan Maria, mereka merangkaikan bunga mawar (wreaths and crowns of roses) untuk dipersembahkan kepada Maria. Umat Kristen merangkaikan bunga mawar itu semacam mahkota, lalu meletakannya di rumah ibadat di depan gambar atau patung St. Maria.
Dalam proses merangkaikan bunga mawar itu, mereka mengucapkan litani pujian kepada Maria. Dengan itu tidak terlalu sulit untuk memahami bahwa biji tasbih atau manik-manik yang sekarang lebih dikenal dengan nama BIJI ROSARIO merupakan perkembangan untaian mahkota bunga mawar itu.
Doa Rosario dan 150 Mazmur Daud
Pada mulanya doa Gereja perdana berpusat sekitar 150 mazmur Daud. Pada jaman Renainsance pada umumnya umat beriman, yang dapat membaca, memiliki buku doa mazmur.
Pada rahib biasanya membagi 150 mazmur itu atas tiga bagian berdasarkan atas tiga pembagian waktu doa yaitu pagi, siang dan malam, sehingga menjadi 3 kali 50 mazmur. Sedangkan umat beriman, yang tidak dapat membaca, dapat mendaraskan 150 kali Doa Bapa Kami dan Salam Maria sebagai ganti 150 mazmur Daud (3 kali 50) dalam waktu sehari.
Dan untuk menjamin konsetrasi dalam berdoa, mereka memakai bantuan hitungan tasbih. Dengan demikian, pada mulanya doa rosario menjadi doa pengganti doa mazmur bagi saudara-saudara yang tidak dapat membaca. Sebab itu, waktu kerap kali doa Rosario disebut “Kitab mazmur Maria” (the Psalter of Our Lady).
Doa Rosario dalam paralelitasnya dengan doa Mazmur dapat dirincikan sebagai berikut: “Bapa Kami” sebagai pengganti Antiphon mazmur. Sepuluh kali doa “Salam Maria” berperan sebagai pengganti pendarasan Mazmur, dan “Kemuliaan kepada Bapa…” berperan sebagai doa tanggapan.
Bulan Oktober sebagai Bulan Rosario
Semangat dan minat umat Kristen Katolik terhadap doa rosario mendorong sejumlah Paus untuk menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario.
Paus Leo XIII yang secara resmi menetapkan bulan Oktober sebagai bulan rosario, menulis: “Kepada Bunda Surgawi ini kita telah persembahkan kembang-kembang mawar pada bulan Mei, maka kepadanya kita juga hendak mempersembahkan paneh buah-buahan yang berlimpah bulan Oktober dengan hati yang penuh ikhlas.”
Pada tahun 1883, dalam Eksikliknya “Supremasi Apostolatus” Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario bagi semua Gereja Kristen Katolik. Pada tahun 1885 malah Paus ini mengatakan bahwa umat dapat memperoleh indulgensi dengan berdoa Rosario pada bulan Oktober.
Dalam sebuah suratnya, Paus Leo XIII lagi-lagi mengijinkan para petani, yang pada umumnya sangat sibuk mengumpulkan panenan pada bulan Oktober, untuk menunda berdoa Rosario pada bulan November atau Desember.***
@Radio Katolikana – Diolah dari Berbagai Sumber